Tulisan 15
Definisi Komunikasi Interpersonal
Efektif
Komunikasi interpersonal oleh Devito dalam Liliweri (1991, 112)
didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh
orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung.
Selanjutnya bahwa komunikasi interpersonal, individu selain menunjukkan
perhatian juga menunjukkan seberapa jauh perhatian itu diberikan. Semakin besar
interaksi interpersonal yang ada menunjukkan semakin besar perhatian seseorang
pada orang lain yang diajak komunikasi, sebaliknya semakin sedikit komunikasi
interpersonal yang terjadi semakin kecil orang memperhatikannya.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap
muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan,
keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap,
pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Interpersonal
Menurut Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.
Citra Diri (Self Image)
Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya,
status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri
menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri
melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi
dirinya.
2.
Citra Pihak Lain (The Image of The Others)
Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang
berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai
gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar,
tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata
pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
3.
Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain,
karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu
tempat atau disebut lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga
dengan kedua faktor di atas.
4.
Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi
tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana
lingkungan, setiap orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat
berada, memiliki kemahiran untuk membedakan lingkungan yang satu dengan
lingkungan yang lain.
5.
Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang
sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang
stabil, komunikasinya juga kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal
balik. Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi juga
penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah
meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi
yang lebih wajar.
6.
Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim melalui
kata-kata yang diucapkan. Badan juga merupakan medium komunikasi yang kadang
sangat efektif kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang
dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai
bahasa atau pernyataan.
Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal
Rakhmat (1988, 75) menyatakan dalam komunikasi interpersonal
selain melibatkan dua orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek
penting yang mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal, yaitu :
1.
Rasa Percaya
Dengan adanya rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka
dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga akan
terjalin hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam.
2.
Sikap Suportif
Yang akan tampak dalam
sikap ini adalah sebagai berikut :
·
Deskripsi, artinya penyampaian
perasaan dan persepsi tanpa menilai.
·
Orientasi masalah
adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan
masalah.
·
Spontanitas, yaitu
sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam.
·
Empati adalah merasakan
apa yang dirasakan orang lain.
·
Persamaan adalah sikap
yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan menghormati perbedaan pandangan
dan keyakinan yang ada.
·
Profesionalisme adalah
kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan.
3. Sikap
Terbuka
Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi yang
efektif. Adapun karakteristik orang terbuka, sebagai berikut :
·
Menilai pesan secara
objektif.
·
Berorientasi pada isi.
·
Mencari informasi dari
berbagai sumber.
·
Lebih bersifat
profesional dan bersedia merubah kepercayaan.
·
Mencari pengertian
pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan.
Devito dalam Rakhmat (1988, 171) mengemukakan adanya lima
aspek komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu :
·
Keterbukaan (Openess)
·
Empati (Empathy)
·
Dukungan (Supportness)
·
Rasa Positif
(Positiveness)
·
Kesamaan (Equality)
Berdasarkan uraian di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa
aspek-aspek komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk mengirim
pesan-pesan kepada orang lain secara akrab, dialogis, saling memahami, saling
pengertian dengan efek dan umpan balik langsung. Melalui komunikasi ini
diharapkan dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku seseorang.
Model Pengolahan Informasi
Model
pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan
informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima
stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan
konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Adapun
implikasi teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran diantaranya
seperti di bawah ini:
a. Bahasa
dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. Anak akan
dapat belajar dengan baik apabila ia mampu menghadapi lingkungan dengan baik.
b. Guru
harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar
sebaik mungkin (fasilitator, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso,
tut wuri handayani).
c. Bahan
yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing dan berilah
peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d. Di kelas,
berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisi dan berdiskusi sebanyak
mungkin.
Model Interaktif Manajemen
Prinsif Model Interaktif
manajemen
Keseluruhan
proses manajemen dibangun berdasarkan hubungan ikatan kepercayaan yang
membutuhkan keterbukaan dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun pekerja. Bawahan
menurut /melakukan pekerjaannya, bukan karena mereka dibuat seperti itu, tetapi
karena mereka merasa mengerti oleh manajer dan memahami masalahnya. Pekerja
bekerja keras untuk membuat keputusan yang benar. Mereka merasa tidak suka
dimanipulasi, dikontrol, atau dibujuk untuk membuat keputusan bahkan jika
keputusan itu yang akhirnya mereka buat. Jangan memecahkan masalah
bawahan. Mereka akan merasa tidak menyukai solusi tersebut, dan jika anda
sebagai manajer memperkenalkan solusinya, mereka akan tidak menyukai anda.
Tunjukan masalahnya jangan pecahkan. Biarkan bawahan memecahkan
masalah-masalah mereka dengan bantuan anda.
Sumber :
Liliweri, 1991, Behaviour in Organization :
Understanding and Managing the Human Side of Work, Allyn and Bacon, Orlando.
Lunandi, A.G., 1994, Komunikasi Mengenai :
Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta.
Rakhmat,1988, Psikologi Komunikasi, CV. Remaja
Karya, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar