Jumat, 10 Januari 2014

Komunikasi dalam Manajemen

Tulisan 15
Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif
Komunikasi interpersonal oleh Devito dalam Liliweri (1991, 112) didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung. Selanjutnya bahwa komunikasi interpersonal, individu selain menunjukkan perhatian juga menunjukkan seberapa jauh perhatian itu diberikan. Semakin besar interaksi interpersonal yang ada menunjukkan semakin besar perhatian seseorang pada orang lain yang diajak komunikasi, sebaliknya semakin sedikit komunikasi interpersonal yang terjadi semakin kecil orang memperhatikannya.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
Menurut Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Citra Diri (Self Image) 
Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.
2. Citra Pihak Lain (The Image of The Others) 
Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
3. Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di atas.

4. Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
5. Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi yang lebih wajar.
6. Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim  melalui kata-kata yang diucapkan. Badan juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.
Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal
Rakhmat (1988, 75) menyatakan dalam komunikasi interpersonal selain melibatkan dua orang yang bertatap muka, ada beberapa aspek  penting yang mendukung keberhasilan komunikasi interpersonal, yaitu :
1. Rasa Percaya
Dengan adanya rasa percaya ini menjadikan orang lain terbuka dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap individu, sehingga akan terjalin hubungan yang akrab dan berlangsung secara mendalam. 
2. Sikap Suportif 
Yang akan tampak dalam sikap ini adalah sebagai berikut :
·         Deskripsi, artinya penyampaian perasaan dan persepsi tanpa menilai.
·         Orientasi masalah adalah mengkomunikasikan keinginan untuk bekerja sama mencari pemecahan masalah. 
·         Spontanitas, yaitu sikap jujur dan tidak mau menyelimuti motif yang terpendam.
·         Empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain.
·         Persamaan adalah sikap yang menganggap sama derajatnya, menghargai dan menghormati perbedaan pandangan dan keyakinan yang ada.
·         Profesionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapatnya dan bersedia mengakui kesalahan.
3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi yang efektif. Adapun karakteristik orang terbuka, sebagai berikut :
·         Menilai pesan secara objektif.
·         Berorientasi pada isi.
·         Mencari informasi dari berbagai sumber.
·         Lebih bersifat profesional dan bersedia merubah kepercayaan.
·         Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan. 
Devito dalam Rakhmat (1988, 171) mengemukakan adanya lima aspek komunikasi interpersonal yang efektif, yaitu :
·         Keterbukaan (Openess)
·         Empati (Empathy)
·         Dukungan (Supportness)
·         Rasa Positif (Positiveness)
·         Kesamaan (Equality)
Berdasarkan uraian di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa aspek-aspek komunikasi interpersonal adalah kemampuan untuk mengirim pesan-pesan kepada orang lain secara akrab, dialogis, saling memahami, saling pengertian dengan efek dan umpan balik langsung. Melalui komunikasi ini diharapkan dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku seseorang.
Model Pengolahan Informasi
Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Adapun implikasi teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran diantaranya seperti di bawah ini:
a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru hendaknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. Anak akan dapat belajar dengan baik apabila ia mampu menghadapi lingkungan dengan baik.
b. Guru harus dapat membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar sebaik mungkin (fasilitator, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani).
c. Bahan yang harus dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing dan berilah peluang kepada anak untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d. Di kelas, berikan kesempatan pada anak untuk dapat bersosialisi dan berdiskusi sebanyak mungkin.
Model Interaktif Manajemen
Prinsif Model Interaktif manajemen

Keseluruhan proses manajemen dibangun berdasarkan hubungan ikatan kepercayaan yang membutuhkan keterbukaan dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun pekerja. Bawahan menurut /melakukan pekerjaannya, bukan karena mereka dibuat seperti itu, tetapi karena mereka merasa mengerti oleh manajer dan memahami masalahnyaPekerja bekerja keras untuk membuat keputusan yang benar. Mereka merasa tidak suka dimanipulasi, dikontrol, atau dibujuk untuk membuat keputusan bahkan jika keputusan itu yang akhirnya mereka buat. Jangan memecahkan masalah bawahan. Mereka akan merasa tidak menyukai solusi tersebut, dan jika anda sebagai manajer memperkenalkan solusinya, mereka akan tidak menyukai anda. Tunjukan masalahnya jangan pecahkan. Biarkan bawahan memecahkan masalah-masalah mereka dengan bantuan anda.

Sumber :
Liliweri, 1991, Behaviour in Organization : Understanding and Managing the Human Side of Work, Allyn and Bacon, Orlando.
Lunandi, A.G., 1994, Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta. 

Rakhmat,1988, Psikologi Komunikasi, CV. Remaja Karya, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar